Senin, 21 Maret 2011

alga

A.Manfaat alga.

1. Bisa dimanfaatkan dalam pembuatan antibiotik (yaitu scenedesmus)

2. Sebagai bahan industri seperti Laminaria dimanfaatkan untuk bahan pembuat cat, obat-obatan, kosmetik bahan untuk pasta gigi, bahan peledak, campuran semen dimanfaatkan dari tanah Diatomae (dari kelompok alga keemasan) yang telah mati

3. Sebagai produsen, karena mampu melakukan pembentukan makanan sendiri melalui peristiwa fotosintesis

4. Bisa berperan sebagai vegetasi perintis, karena mampu hidup pada suatu lahan yang organisme lain tidak mampu, sehingga membuka ekosistem baru yang selanjutnya memungkinkan organisme lainnya.

5. Sebagai bahan makanan untuk bahan pembuat agar-agar (dari kelompok alga merah), mengandung gizi yang tinggi (misal chlorella). Kelompok alga merah yang dijadikan bahan pembuat agar-agar adalah Euchema, Rhodymenia, Gracilaria, dan Gelidium.

6. Alga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersil yang memiliki nilai yang sangat tinggi, bebrapa alga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku agar-agar misalnya Euchema, Rhodymenic, dan Gracilaria. Untuk bahan industri misalnya Laminaria mengandung asam alginat sebagai bahan pengelmusi zat, pembuatan cat, obat-obatan, dan kosmetik. Diatome mengandung asam kresik berguna dalam pembuatan pasta gigi. Alga sebagai fitoplankton, hal ini dimaksudkaan karena alga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mampu berfotosintesis dan dalam ekosistem berkedudukan sebagai fitoplankton. Alga sebagai bahan kultur laboratorium misalnya sebagai medium agar tempat dikembangbiakkan jamur dan bakteri untuk mendapatkan antibiotik.

Manfaat alga laut.

Alga Laut sebagai Sumber Makanan
Kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakan sumber mineral dan vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun agarose. Agarose merupakan jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan penelitian dibidang bioteknologi dan mikrobiologi.
Potensi alga sebagai sumber makanan (terutama rumput laut), di Indonesia telah dimanfaatkan secara komersial dan secara intensif telah dibudidayakan terutama dengan tehnik polikultur (kombinasi ikan dan rumput laut).

Alga Laut sebagai Adsorben Logam Berat
Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk pengambilan logam-logam berat dari perairan telah banyak dilakukan. Beberapa spesies alga telah ditemukan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi ion-ion logam, baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa). Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa gugus fungsi yang terdapat dalam alga mampu melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama adalah gugus karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat didalam dinding sel dalam sitoplasma (Surawidjadja, 2005).
Menurut Harris dan Ramelow (1990), kemampuan alga dalam menyerap ion-ion logam sangat dibatasi oleh beberapa kelemahan seperti ukurannya yang sangat kecil, berat jenisnya yang rendah dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain. Untuk mengatasi kelemahan tersebut berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan mengimmobilisasi biomassanya. Immobilisasi biomassa dapat dilakukan dengan mengunakan (1) Matrik polimer seperti polietilena glikol, akrilat, (2) oksida (oxides) seperti alumina, silika, (3) campuran oksida (mixed oxides) seperti kristal aluminasilikat, asam polihetero, dan (4) Karbon.
Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatan antara logam dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukan kompleks koordinasi, penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro. Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ion adalah yang lebih dominan. Hal ini dimungkinkan karena adanya gugus aktif dari alga/biomassa seperti karboksil, sulfat, sulfonat dan amina yang akan berikatan dengan ion logam.

Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Bioaktif
Alga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensial senyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasi seperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent dan (2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan herbisida.
Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisi lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Dalam dekade terakhir ini, berbagai variasi struktur senyawa bioaktif yang sangat unik dari isolat alga merah telah berhasil diisolasi. Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga belum banyak dilakukan. Berdasarkan proses biosintesisnya, alga laut kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin. Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.

Alga Laut sebagai Sumber Senyawa Alginat
Alginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakan heteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan gulunoric acid. Kandungan alginat dalam alga tergantung pada jenis alganya. Kandungan terbesar alginat (30-40 % berat kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales sedangkan Sargassum Muticum, hanya mengandung 16-18 % berat kering.
Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan seperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuatan pelapis kapsul dan tablet. Alginat juga digunakan dalam pembuatan bahan biomaterial untuk tehnik pengobatan seperti micro-encapsulation dan cell transplantation.


Alga Laut sebagai Pupuk Organik
Dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam alga laut merupakan nutrien yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk tumbuh-tumbuhan, maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif penganti pupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis.
Alga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah. Pemanfaatan alga sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat hydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air (daya serap tinggi) dan menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah.


Alga Laut sebagai Penghasil Bioetanol dan Biodiesel
Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi alga laut sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada mentargetkan mulai tahun 2025 bahan bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi dari budidaya cepat alga mikro yang tumbuh diperairan tawar/asin. Keuntungan lebih yang dapat diperoleh adalah tak butuh traktor seperti didarat, tanpa penyemaian benih, gas CO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan panen yang terus-terusan (continuous) yang dikarenakan waktu tanam alga hanya 1 minggu.

B.Peranan Alga dalam Kehidupan.

1. Banyak jenis alga yang menjadi sumber makanan dan energy bagi manusia dan ternak

2. Alga merupakan sumber makanan ikan di laut atau air tawar

3. Alga dapat menyuburkan tanah baik kemampuannya mengikat nitrogen dari udara maupun tubuh alga itu sendiri yang terurai dalam tanah karena mengalami dekomposisi

4. Alga kaya akan iodium, garam mineral untuk kehidupan tumbuhan dan hewan

5. Alga banyak yang digunakan untuk penyedap makanan seperti sup, ice cream dan menghasilkan sodium untuk menghaluskan ice cream

6. Untuk memperkeras susu dan cokelat

7. Untuk pembuatan agar-agar

8. Sebagai bahan kosmetik

C.KERUGIAN ALGA.

Segala sesuatu di dunia ini pastilah tidak sempurna, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan protista fotosintetik. Ia memiliki banyak sekali manfaat, namun tak pelak ia pun dapat menimbulkan beberapa kerugian bagi makhluk hidup lainnya, termasuk manusia.
Ganggang api atau sering disebut sebagai Dinoflagelata sering menyebabkan red tide atau berubahnya air laut menjadi berwarna kemerahan jika saat itu konsentrasi ganggang api mencapai 6–8 juta sel dalam satu liter air laut (terjadi blooming algae). Beberapa spesies ganggang api yang menyebabkan red tide menghasilkan toksin (racun) yang dapat membunuh ikan dan hewan laut di sekitarnya.
Peningkatan konsentrasi toksin yang dihasilkan ganggang api ini dikelompokkan dalam tiga kategori:
1) peningkatan konsentrasi (blooming) yang membunuh banyak ikan tapi hanya membunuh beberapa invertebrata;
2) peningkatan konsentrasi (blooming) yang membunuh invertebrata primer;
3) peningkatan konsentrasi (blooming) yang membunuh beberapa organisme laut, tetapi toksin tersebut terkonsentrasi dalam sifon, kelenjar pencernaan, atau cangkang moluska bivalvia seperti tiram mutiara, kerang, dan scallop yang menyebabkan paralytic shellfish poisoning (PSP).
Contoh ganggang api yang menyebabkan banyak kasus keracunan makanan laut yaitu Gymnoidium breve yang menghasilkan neurotoksin (racun bagi saraf), Gambierdiscus toxicus yang menghasilkan ciguatoksin, dan Gonyaulax catenella, penyebab utama dan paling berbahaya dari PSP di pantai Pasifik Amerika Utara yang menghasilkan saksitoksin yang 100.000 kali lebih mematikan daripada kokain. Ada pula Pfiesteria piscicida yang toksinnya membuat ikan menjadi kaku dan kemudian ia akan memakan cairan tubuh mangsanya.
Semua ganggang tersebut di atas, telah banyak menyebabkan kematian ikan dan invertebrata laut secara besar-besaran yang menimbulkan kerugian bagi para nelayan khususnya, juga berdampak mematikan bagi manusia yang tak sengaja teracuni ikan atau invertebrata yang tercemar tersebut. Seperti kasus red tide di laut Salton, California Selatan yang menyebabkan matinya 150 ribu ekor burung penyelam dan 5.000 ekor burung pelikan cokelat. Orang-orang yang makan makanan laut yang tercemar toksin tersebut akan mengalami kerusakan otak.
Selain menyebabkan keracunan, ganggang (tak hanya ganggang api) pun dapat mengotori perairan jika terjadi pertumbuhan secara besar-besaran atau blooming. Semisal blooming alga hijau di suatu sungai yang mengakibatkan air sungai tersebut tak lagi layak untuk dikonsumsi. Blooming algae yang terjadi di laut maupun pantai juga menyebabkan air laut kotor dan merusak keindahan laut atau pantai tersebut. Beberapa jenis ganggang hijau pun dapat menyebabkan pelapukan pada tembok yang lembab dan menyebabkan bangunan menjadi lapuk akibat pertumbuhan ganggang di bangunan atau tembok tersebut. Ganggang hijau jenis yang lain pun ada yang hidup menumpang di tubuh hewan sebagai parasit dan tentu menimbulkan kerugian bagi hewan inangnya.



D.MANFAAT PROTOZOA

1) Sebagai bahan dasar pembuatan alat gosok. Endapan cangkang
radiolaria didasar perairan akan membentuk tanah radiolarian tanah
tersebut mengandung zat kersik dan dapat digunakan sebagai bahan
penggosok.

2) Sebagai indicator minyak bumi. Endapan kerangka tubuh Globigerina
didasar perairan akan membentuk tanah globigerina. Endapan
tersebut biasa digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.

3) Membantu proses pembusukan sisa makanan. Membantu proses

pembusukan sisa-sisa makanan pada manusia. Misal, Entamoeba Coli

bahaya protozoa

a) Bahaya Protozoa

1) Entamoeba Histolytica; hidup didalam usus halus manusia, penyebab

penyakit disentri.

2) Entamoeba Gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab penyakit

gingivitis.

3) Balantidium Coli; hidup didalam usus tebal (kolon) manusia, penyebab

penyakit diare (balontidiosis).

4) Trypanosoma Gambiense dan tryponosoma Rhodesiense, penyebab
penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse
(glossina palpalis dan Glossina morsitans).

5) Trypanosoma evansi; penyebab penyakit sura pada ternak. Hospes

perantarannya adalah lalat Tabanus.
6) Trypanosoma Cruzi; penyebab penyakit chagas pada anak-anak.
7) Leishmania Donovani; penyebab penyakit kala-azar pada manusia.
8) Trichomonas Vaginalis; penyebab penyakit gatal-gatal pada vagina

dan keputihan.

9) Plasmadium sp; penyebab penyakit malaria. Hospes perantarannya

adalah nyamuk Anopheles betina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar